isess2013 – Pasukan Israel mengepung Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara dan memerintahkan evakuasi, menurut direktur rumah sakit, Dr. Hussam Abu Safiya. Rumah sakit ini adalah salah satu dari sedikit fasilitas medis yang masih berfungsi di wilayah utara Gaza yang telah terisolasi akibat serangan militer Israel yang berlangsung selama hampir tiga bulan.
Dr. Abu Safiya melaporkan bahwa tank dan buldoser mengepung gerbang barat rumah sakit sejak akhir pekan lalu, dengan tembakan berat yang terus-menerus diarahkan ke fasilitas tersebut. “Peluru telah menembus unit perawatan intensif, departemen kebidanan, dan departemen bedah khusus,” kata Abu Safiya dalam pernyataan yang dikeluarkan melalui WhatsApp.
Selain itu, berbagai jenis senjata, termasuk tembakan sniper, peluru tank, dan quadcopter, telah digunakan untuk menargetkan ruang bersalin, unit perawatan intensif neonatal, dan berbagai departemen lainnya di rumah sakit1. Dr. Abu Safiya juga menyebutkan bahwa “semua jenis senjata” telah digunakan untuk menargetkan rumah sakit, termasuk serangan dengan bahan peledak yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza di Telegram.
Rumah sakit ini saat ini merawat hampir 400 pasien, termasuk bayi prematur di unit perawatan neonatal kamboja slot. Evakuasi pasien tidak dapat dilakukan dengan aman tanpa bantuan luar, peralatan medis, dan waktu yang cukup115. Dr. Abu Safiya menekankan bahwa “menutup rumah sakit hampir mustahil” karena kurangnya ambulans untuk mengevakuasi pasien.
Pada hari Jumat, pasukan Israel memasuki rumah sakit dan menyalakan api di berbagai departemen medis, termasuk departemen bedah dan laboratorium. Beberapa staf medis ditahan, dan sejumlah besar lainnya terluka. “Api menyala di mana-mana di rumah sakit,” kata seorang anggota staf dalam pesan audio yang diposting di akun media sosial direktur rumah sakit.
Serangan terhadap rumah sakit ini telah mengundang kecaman dari berbagai pihak internasional. Mahmoud Shalabi, wakil direktur Medical Aid for Palestinians di Gaza utara, menyebut tindakan Israel sebagai “pelanggaran lebih lanjut dari hukum internasional”. Phillipe Lazzarani, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, juga mengecam serangan tersebut, menyatakan bahwa “serangan terhadap sekolah dan rumah sakit telah menjadi hal yang biasa”.
Serangan ini terjadi di tengah konflik yang lebih luas antara Israel dan Hamas, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya di Israel. Sejak itu, pasukan Israel telah membunuh sekitar 45.000 orang di Gaza dan menghancurkan sebagian besar sistem kesehatan di wilayah tersebut.
Militer Israel mengklaim bahwa rumah sakit Kamal Adwan digunakan sebagai “markas teroris Hamas” dan bahwa operasi mereka bertujuan untuk menghentikan aktivitas teroris di wilayah tersebut7. Namun, klaim ini dibantah oleh pihak Palestina dan organisasi internasional yang menuduh Israel melakukan kejahatan perang dengan menargetkan fasilitas medis.
Pengepungan dan evakuasi paksa terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan oleh pasukan Israel menimbulkan ancaman serius bagi ratusan pasien dan staf medis yang masih berada di dalamnya. Situasi ini memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza dan menimbulkan kecaman internasional terhadap tindakan Israel.