isess2013.org – Pada Rabu (5/6), Kementerian Transportasi Jepang menindaklanjuti isu pemalsuan data dengan mengadakan inspeksi di markas besar Yamaha Motor yang terletak di Iwata, Prefektur Shizuoka. Inspeksi ini merupakan bagian dari serangkaian tindakan pemerintah menyusul skandal yang melibatkan beberapa produsen otomotif besar, termasuk Yamaha.
Untuk memulai produksi massal kendaraan di Jepang, perusahaan harus memiliki sertifikat model yang valid. Yamaha, menjadi target kedua pemeriksaan oleh kementerian, mengikuti Toyota yang telah diperiksa sehari sebelumnya.
Skandal ini terungkap ketika dikonfirmasi bahwa Yamaha bersama dengan Toyota, Honda, Suzuki, dan Mazda, telah terlibat dalam penyerahan data kinerja yang tidak akurat. Kementerian berencana untuk mengunjungi juga Mazda, Honda, dan Suzuki guna menentukan jenis sanksi administratif yang akan diterapkan terhadap mereka.
Empat pejabat dari Kementerian Transportasi memasuki markas Yamaha pada pukul 09:10 waktu setempat, melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen penting dan prosedur pengujian. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengungkap bagaimana penyimpangan tersebut bisa terjadi dan untuk melakukan wawancara dengan pejabat serta eksekutif Yamaha.
Seorang juru bicara Yamaha menyatakan, “Kami sangat menyesali peristiwa ini dan mengambilnya dengan sangat serius,” menurut laporan dari Japan News.
Ditemukan bahwa Yamaha telah menguji tingkat kebisingan pada motor sport YZF-R1 dalam kondisi yang tidak sesuai dengan standar regulasi yang berlaku. Selain itu, Yamaha juga kedapatan memalsukan laporan uji tekanan suara untuk klakson pada model YZF-R3 dan TMAX, yang produksinya kini telah dihentikan.
Yamaha mengklaim telah memproduksi sekitar 7.500 unit dari ketiga model tersebut, menyatakan bahwa kendaraan-kendaraan tersebut tidak memiliki masalah operasional. Namun, Kementerian Transportasi Jepang akan melakukan verifikasi independen terhadap kepatuhan model-model tersebut terhadap standar keselamatan dan lingkungan sebelum mempublikasikan temuan mereka.