Respons Menteri BUMN Erick Thohir Terhadap Integrasi Starlink dan Implikasinya bagi PT Telkom Indonesia

isess2013.org – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini menyatakan bahwa dengan kehadiran layanan internet Starlink, yang dimiliki oleh Elon Musk, keberadaan infrastruktur menara Base Transceiver Station (BTS) menjadi tidak diperlukan lagi. Hal ini memicu diskusi tentang pengaruhnya terhadap perusahaan telekomunikasi nasional seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Pandangan Menteri BUMN:
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bapak Erick Thohir, mengungkapkan pandangannya mengenai situasi ini. Beliau menekankan bahwa meskipun pemerintah mendukung inovasi dan persaingan, regulasi yang menguntungkan Indonesia harus tetap diutamakan. “Kami mendukung persaingan, namun sangat penting bahwa semua kegiatan usaha di sini, termasuk pembayaran pajak, penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan perlindungan konsumen, harus berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku,” ungkap Erick Thohir dalam sebuah wawancara di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat.

Pentingnya Investasi Asing dan Potensi Risiko:
Menteri Erick mengakui bahwa investasi asing seperti yang dibawa oleh Starlink sangat berharga, terutama untuk memperbaiki konektivitas di daerah terpencil Indonesia. Namun, beliau juga menyoroti potensi risiko yang dapat timbul dari penerapan teknologi ini, seperti akses mudah ke konten yang tidak diinginkan. “Perlu diwaspadai risiko seperti konten negatif yang dapat dengan lebih mudah diakses oleh masyarakat di lokasi terpencil,” tambahnya.

Keunggulan Starlink Menurut Luhut Binsar Pandjaitan:
Dalam sebuah acara talkshow, Bapak Luhut menyampaikan bahwa Starlink menawarkan banyak keunggulan, termasuk pengurangan biaya telekomunikasi dan peningkatan akses ke layanan pendidikan dan kesehatan, khususnya di daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). “Dengan Starlink, bahkan penghuni daerah yang sangat terpencil dapat menerima konsultasi langsung dari dokter-dokter berpengalaman di Jakarta, dan di masa mendatang, kemungkinan juga akan ada pelaksanaan operasi dari jarak jauh,” jelas Luhut.

Pernyataan dari kedua menteri ini menunjukkan dinamika antara penerimaan inovasi teknologi dengan perlunya menjaga regulasi dan manfaat lokal dalam era digital. Erick Thohir menegaskan pentingnya mempertahankan keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan regulasi, untuk memastikan bahwa seluruh elemen masyarakat Indonesia dapat memperoleh manfaat maksimal dari kemajuan tersebut.

Strategi BUMN Menghadapi Kekuatan Dolar dan Ketegangan di Timur Tengah

isess2013.org – Menteri BUMN, Erick Thohir, menyoroti dua isu global yang berpotensi memengaruhi kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia: penguatan dolar Amerika Serikat dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Kedua situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang mungkin terjadi pada BUMN, khususnya yang bergantung pada impor bahan baku dan memiliki utang luar negeri yang signifikan.

Dinamika Utang Luar Negeri BUMN
Data terbaru dari Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa total utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 mencapai US 407,3  194,8 miliar, mengalami pertumbuhan 1,3% secara year-on-year (yoy), sementara ULN swasta menunjukkan kontraksi sebesar 1,3% yoy, dengan total mencapai US$ 197,4 miliar.

Fokus pada Utang BUMN
Khusus untuk BUMN, terdapat penurunan dalam jumlah utang yang dicatat. Bank BUMN memiliki utang luar negeri sebesar US 8,0 miliar pada tahun sebelumnya. Lembaga keuangan bukan bank BUMN mencatatkan utang US  2,2 miliar. Sedangkan, utang luar negeri untuk perusahaan BUMN non-lembaga keuangan tercatat sebesar US  42,9 miliar.

Langkah Pencegahan Erick Thohir
Erick Thohir telah mengeluarkan peringatan dan menginstruksikan agar BUMN mempersiapkan diri menghadapi fluktuasi nilai tukar dolar AS yang telah mencapai Rp 16.200. Dalam sebuah acara halalbihalal dengan media, beliau menekankan pentingnya mengoptimalkan pembelian dolar AS dan melakukan perhitungan risiko secara finansial yang detail.

Dampak Geopolitik dan Kebijakan BUMN
Kondisi geopolitik yang memburuk, terutama akibat konflik Iran-Israel, dapat berdampak negatif pada BUMN, khususnya yang memiliki ketergantungan tinggi pada impor bahan baku dan utang luar negeri dalam dolar AS, seperti perusahaan-perusahaan besar termasuk MIND ID, PLN, Pertamina, dan BUMN farmasi.

Adaptasi Strategis oleh BUMN
Erick Thohir menambahkan bahwa masing-masing perusahaan BUMN akan menyesuaikan pendekatannya berdasarkan konteks yang berbeda-beda. Pendekatan ini akan bergantung pada berbagai faktor termasuk situasi belanja modal (capex), pengeluaran operasional (opex), struktur utang, dan komposisi pendapatan dalam mata uang rupiah atau dolar. Beliau menegaskan bahwa perusahaan seperti BUMN Farmasi, MIND ID, dan Garuda Indonesia memiliki situasi yang berbeda dan oleh karena itu, memerlukan strategi yang disesuaikan.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan perhatian khusus terhadap dampak potensial dari penguatan dolar AS dan situasi Timur Tengah yang tidak stabil terhadap operasional BUMN. Penekanan pada pentingnya manajemen risiko dan adaptasi strategis menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menavigasi tantangan ekonomi global dan meminimalisir dampak terhadap perusahaan negara. Kedepannya, BUMN diharapkan dapat terus mengembangkan dan menerapkan strategi yang resilien untuk menghadapi dinamika pasar dan kondisi politik global.