isess2013.org – Penelitian astronomi terkini menunjukkan bahwa Matahari, yang telah berusia sekitar 5 miliar tahun, diperkirakan memiliki sekitar 600 juta tahun lagi sebelum memasuki fase evolusi berikutnya. Studi ini mengindikasikan bahwa transisi evolusioner Matahari akan memiliki konsekuensi signifikan terhadap kondisi planet-planet dalam tata surya, dengan dampak paling merusak terhadap Bumi.
Peningkatan Suhu Matahari dan Implikasinya bagi Bumi
Penelitian yang dirilis oleh IFLScience memprediksi peningkatan suhu Matahari hingga 10 persen dalam 1 miliar tahun mendatang. Kenaikan suhu ini diantisipasi akan memperburuk efek rumah kaca, mengakibatkan volatilisasi lautan Bumi, dan memicu kekeringan global. Keadaan ini akan mengganggu ekosistem Bumi, meruntuhkan rantai makanan, dan mengancam kelangsungan kehidupan di planet ini.
Perubahan Orbit Planet dan Pengaruhnya pada Tata Surya
Menurut proyeksi yang diterbitkan oleh IFLScience, proses pemanasan berkelanjutan Matahari diperkirakan akan mengubah Bumi menjadi habitat yang ekstrem, dengan suhu yang tinggi hingga menyebabkan pencairan materi. Lebih lanjut, diperkirakan bahwa Bumi dan Mars bisa tertarik ke dalam Matahari, sementara planet lainnya akan terdorong menjauhi Matahari dan mengalami perubahan orbit.
Fase Akhir Matahari Sebagai White Dwarf
Dalam tahapan akhir evolusi Matahari, bintang ini akan berubah menjadi White Dwarf, yang karakteristiknya adalah pelepasan lapisan luarnya dan penyusutan pada intinya, dengan konsekuensi kehilangan massa yang substansial. Proses ini, yang diperkirakan memakan waktu hingga 30 miliar tahun, akan mengubah konfigurasi tata surya kita dengan hilangnya tiga planet dalam jangka waktu 10 miliar tahun.
Proyeksi Masa Depan Jupiter dan Sisa Tata Surya
Dalam skenario ini, Jupiter, planet terbesar kita, kemungkinan akan bertahan melewati perubahan ini, tetapi pada akhirnya akan terdorong keluar dari konfigurasi tata surya saat ini. Diperkirakan bahwa planet lainnya akan mengikuti kejadian serupa, terlempar dari sistem tata surya dalam kurun waktu sekitar 100 miliar tahun, yang mana melebihi perkiraan umur alam semesta saat ini yang tercatat 13,8 miliar tahun.