isess2013.org – Periode Lebaran 2024 telah tercatat sebagai momen penting dalam evolusi mobilitas listrik di Indonesia, dengan pengamatan kenaikan substansial dalam penggunaan Stasiun Pengisian Daya Listrik (SPKLU) yang mencapai lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Analisis Data Transaksional
Data yang dipresentasikan oleh Edi Srimulyanti, Direktur Retail dan Niaga Perusahaan Listrik Negara (PLN), mengindikasikan bahwa terdapat 12.600 transaksi pengecasan yang berlangsung selama periode Lebaran tahun ini. Angka ini kontras dengan catatan 906 transaksi pada Lebaran 2023, menunjukkan adopsi yang lebih luas dari kendaraan listrik oleh masyarakat.
Statistik Konsumsi Energi dan Implikasi Finansial
Secara total, energi listrik yang digunakan selama periode Lebaran mencapai 253 ribu kWh. Dengan tarif yang ditetapkan sebesar Rp1.500 per kWh, nilai ekonomi dari transaksi pengecasan mobil listrik diperkirakan mencapai Rp379,5 juta. Distribusi transaksi ini terpantau melintasi rute-rute utama, termasuk Trans Jawa dan Trans Sumatera, serta di berbagai lokasi rekreasi.
Ekspansi Infrastruktur oleh PLN
Dalam respons terhadap tren positif ini, PLN telah memperluas infrastrukturnya dengan mengoperasikan 1.299 unit SPKLU di 879 lokasi di seluruh negeri. Khususnya pada koridor tol Trans Sumatera-Jawa, stasiun pengisian tersedia dengan jarak rata-rata 23 kilometer antar stasiun, secara strategis memfasilitasi perjalanan jarak jauh dengan mobil listrik.
Persepsi dan Kepuasan Pengguna
Peningkatan yang tercatat dalam transaksi SPKLU menggambarkan penurunan tingkat kekhawatiran masyarakat mengenai perjalanan jarak jauh menggunakan mobil listrik. Menurut Edi Srimulyanti, pembangunan infrastruktur SPKLU telah mendahului dan memotivasi peningkatan penggunaan kendaraan listrik, memberikan kenyamanan dan kepercayaan kepada pengguna.
Momentum mudik Lebaran 2024 telah menjadi tolok ukur kemajuan Indonesia menuju mobilitas berkelanjutan. Peningkatan penggunaan SPKLU menegaskan bahwa inisiatif yang diambil oleh PLN dalam menyediakan infrastruktur yang memadai telah berhasil mendorong transisi ke kendaraan listrik. Hal ini tidak hanya mencerminkan pergeseran perilaku konsumen tetapi juga menandai majunya infrastruktur pendukung untuk mobilitas listrik di Indonesia.